Minggu, 16 November 2008

IL.Nommensen-Apostel Tanah Batak

"..Sungguh pun mula-mula pekerjaannya amat susah dan dia sering ditimpa sengsara dan bahaya, bahkan dalam beberapa kali ia pernah akan dibunuh dengan cara menyembelih dan meracunnya. Alasannya, ia dicurigai sebagai mata-mata "si bottar mata..."

Jakarta
Kutipan di atas adalah tulisan dari Dr H Berkof dan Dr IH Enklaar yang diungkapkan untuk figur seorang Ingwer Ludwig Nommensen. Bottar mata dalam arti harafiah adalah mata putih, sekadar makna simbolik yang sebenarnya ditujukan pada tentara Belanda. Ungkapan kerasnya perjalanan seorang misionaris Jerman Nommensen ketika masuk dalam sebuah peradaban kebudayaan itu lama terpatri. Kutipan itu juga yang menjadi bahan ilustrasi adegan di dalam panggung teater dan tari yang dipergelarkan di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki.

Latar panggung yang dipertahankan berupa panggung mulanya berisiko karena tak memperlihatkan landscape atau pemandangan tanah Batak. Namun dalam pementasan ini, semua bisa ditutup lewat tampilan pepohonan dan semacam gubug di panggung. Juga pengisian musik dan cahaya yang mampu mengisi suasana dialogis para aktor di atas panggung. Ada Poltak Hutabarat yang memainkan dua peran, pertama Raja Panggalamei yang telah membunuh misionaris di tanah Batak, Lyman dan Munson. Kedua, Poltak juga memerankan Raja Panalangkup yang bertobat oleh kebajikan dari Ingwer Ludwig Nommensen.

Tokoh utama,Nommensen, diperankan Arista Sinaga. Ada Liber Manullang dan Herman Situmorang yang memainkan Henry Lyman dan Samuel Munson, dua misionaris yang terbunuh sebelum misi Nommensen. Inilah tafsiran panggung atas catatan biografi seorang yang lahir pada 6 Februari 1834 di Nortdstrand, pulau kecil di perbatasan Denmark dan Jerman. Dikisahkan perjalanan dia ketika masuk ke Barus pada 23 Juni 1862 melalui Sibolga, setelah beberapa bulan dia menetap di Sipirok.

Persiapan pementasan yang cukup sempit, sebulan lebih, ternyata tetap membuat penampilan teaternya tetap terjaga. Kendati, peran Nommensen dan Johan von Elstrom kurang mengeluarkan cengkok (dialek) Belanda sebagaimana para pemeran tokoh Batak yang tak hanya berdialek namun juga mengeluarkan ungkapan spontan khas Batak, bagaimana si sutradara Oliver Sitompul menata akting para aktor, cukup memadai sehingga enak dilihat secara teaterikal. Penuh HikmatDrama tari dan musik "Terpilih untuk Bersaksi" memaparkan kisah kasih karunia yang begitu besar dari bentuk kemerdekaan sejati dalam Nama Tuhan Yesus. Pertunjukan teatrikal tersebut mencakup dua babak perjuangan keimanan Nommensen dalam melakukan pelayanan bagi orang-orang yang belum mengenal Kristus, dan pelayanan yang dilakukannya di tengah-tengah orang yang sudah mengenal Kristus, namun mengingkarinya.

Seperti diketahui, Dr Ingwer Ludwig Nommensen adalah seorang misionaris berkebangsaan Jerman yang selama 57 tahun hingga akhir hidupnya (1862-1918), menjadi hamba Tuhan yang penuh hikmat.Dia demikian sabar saat menghadapi masyarakat Batak yang berkarakter keras pada masa itu. Segala ancaman kematian tidak menyurutkan niat pelayanannya, di tengah kecurigaan Bangsa Batak ketika itu terhadap kedatangan kekuatan asing di wilayah mereka. Pementasan teatrikal "Terpilih untuk Bersaksi" menggambarkan sisi lain dari kekukuhan masyarakat Batak dalam menjaga martabat kebudayaan leluhur pada saat itu hingga sekarang. Melalui bagaimana Nommensen harus berdaya upaya mengajarkan pengetahuan Kristen dan pendidikan umum. Sejak mula pendekatannya, ia selalu mengajarkan pedoman cinta kasih yang manusiawi, tanpa melupakan dasar pemahaman kebudayaan Batak, tradisi setempat, dan kesukaan mayoritas penduduk terhadap musik.Pemahaman iman Kristiani dan budaya leluhur, hingga kini menjadi identitas yang jelas bagi masyarakat Batak.

Sebutlah, lahirnya Huria Kristen Batak Prostestan (HKBP) sejak pertengahan Abad 19 membuktikan perkembangannya yang menarik sebagai gereja muda paling besar di dunia. Kesenyawaan utuh dari identitas keagamaan Kristen dan kelestarian budaya tersebut atau sejatinya terkait dengan Perayaan Pesta Paheheon Naposobulung berlangsung di Graha Bhakti Budaya. Kegiatan yang diprakarsai Naposobulung Huria Kristen Batak Prostestan (NHKBP) Ramawangun itu juga bertepatan dengan kalender tahun HKBP, yakni tahun marturia melalui seruan "Boan Sadanari". Bertajuk "Terpilih untuk Bersaksi", aktivitas keimanan ini sekaligus diproyeksikan dalam bentuk teatrikal kehidupan Dr Ingwer Ludwig Nommensen, saat ia pertama kali menyebarkan Injil di Tanah Batak.

Segala perjuangan tulus Dr Nommensen disimbolkan sebagai perenungan wujud karya nyata yang dilakukan Tuhan terhadap Bangsa Batak, yang merupakan bentuk pemilihan Tuhan terhadap Bangsa Batak untuk bersaksi. Refleksi panggilan tersebut dikaitkan dengan apa yang tertuang pada Filipi 3:14: "aku melupakan apa yang telah di belakangku, dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku". Suatu ungkapan panggilan iman yang senantiasa harus dimiliki umat Kristiani (Naposubulung Kristen) untuk menanggalkan pola kehidupan yang lama (sebelum mengenal Yesus Kristus seutuhnya) serta dapat memberikan pengaruh yang baik bagi sekitarnya. Sebab, Naposobulung dinilai tidak saja sebagai tunas bagi perkembangan gereja, namun juga sebagai media pembaharu yang seharusnya memiliki kesadaran, kepedulian, inisiatif, kreativitas dan etos kerja tinggi.Namun sebaliknya, mereka menyadarari tentang naposobulung yang saat ini mengalami proses degradasi dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat. Salah satu contoh yakni pengenalan dan pengetahuan yang kurang dan bahkan cenderung meninggalkan budaya Bangsa Batak sebagai lambang identitas diri sebagai orang Batak.(sihar ramses simatupang)

Tobu Sirara i

TOBU SIRARA I
by : Lamtama Trio

Tobu Sirara i…
Tobu Sirara i…
Dilehot dainang…
Tanda matakki tuho…oooo !

Diponggol Dainang..
Dihilhil ho mai…
Mansai Tonggi…
Di dok ho tu dainang

Reff. :
Dainang I do…mangaririt ho..
Dainang I do…mangaririt ho..
Boi gabe rongkaphu..Boi gabe rongkaphu..
Inang ni gellenghu uuu..

Dainang I do…namanodo ho..
Dainang I do…namanodo ho..
Boi gabe rongkaphu..Boi gabe rongkaphu..

Borhat Ma Dainang

Borhat Ma Dainang
by ; Nurafni O Silalahi

Borhat ma dainang...
Tubuan laklak ho inang tubu sikkoru
Borhat ma dainang...
Tubuan anak ho inang tubuan boru

Horas ma dainang
Rongkapmu gabe helanghi dongan matua
Horas ma dainang
Ditongan dalan nang dung sahat ro di huta

Reff:
Unang pola tangisho
Ai tibu do ahu ro
Sirang pe ahu sian ho
Tondinghi gumonggom ho

Mengkel ma dainang
Sai unang tangis ho inang martuk tukian
Ingot martangiang ( doa )
Asa horas hamu nalaho nang na tinggal

Alani Sarjana..

Alani Sarjana.. !!

Boasama unduk ho nonmu
Anggo nalao gabe marsirang
Tung so hurippu…Tung so huboto do
Da gotaponmu hasian..harapan hi..

Manat manat majo pikkiri..
Jala ngenget ma rimang-rimangi
Ala ni arta ma hasian..
Ikkon tinggal ma au hape..
Napogoson

Reff. : Hape ro sidoli najogi..
Naro manopot ho ito..
Jala huhut naung sarjana..
Jala anak ni namora i..

Nungga digali ho be
Lombang nasotimbungonhi..
Jala nungga di gorgai ho be..
Dalan mu ma..pasidungkon au…da hasian !!

Bunga Nabottar

Bunga Nabottar
“ Bunga yang berwarna putih “

Hujalo doi..
Surat mi ito,naro tu au

Tarsonggot do au,Manjahai..
Didokkok hon lupa hononmu ma sude
Janjimi natua,diborngini !

Manetek ilu sian simalolong hi,
Marningot sude..najanjimi
Hape..dung laho muli beho..
Didokhon ho..ma tu au,,sirang ito !

Reff.
“ Ai parroha an ma ito...
Bungakki…baen mai,di lambungmi
Bunga Nabottar nahulehen I tuho
Ai anggo au,indar naro tu pestami

Dang na tar tuppali au..be ho ito
Sippan mai……Bungakki !!!!!
Ima tuppakku tuho
Ai anggo au,indar naro..tu pestami

Gabe maho...Ale ito..Horas mada !!
Gabe maho...Ale ito..Horas mada !!